Minggu, 03 Juli 2011

Mengenal Tanaman Sirsak

Oleh            : Enviro Team SMO
Departemen : Environment, PT. Berau Coal


Sirsak, nangka belanda, atau durian belanda (Annona muricata L.) adalah tumbuhan berguna yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda, sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung). Penyebutan "belanda" dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti "kantung asam") didatangkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dari Eropa. Tanaman ini ditanam secara komersial untuk diambil daging buahnya. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat, paling baik ditanam di daerah yang cukup berair. Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang berarti kantung yang asam. Pohon sirsak bisa mencapai tinggi 9 meter. Di Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. (Artikel diambil dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Klasifikasi Ilmiah Tanaman Sirsak

  Tabel 1. Klasifikasi Ilmiah Tanaman Sirsak
Kingdom
Plantae
Divisio
Spermatophyta
Sub divisio
Angiospermae
Kelas
Dicotyledonae
Ordo
Polycarpiceae
Famili
Annonaceae
Genus
Annona
Species
Anona muricata Linn


Cara Perbanyakan Tanaman Sirsak

Perbanyakan dan penanaman Pohon sirsak dapat diperbanyak dengan klon, terutama melalui berbagai teknik penempelan dan penyambungan pada batang bawah yang diperbanyak dengan semai. Akan tetapi, umumnya sirsak ditumbuhkan dari benih/biji hal ini disebab kan populasi yang tumbuh cukup seragam dan benih dari kultivar manis dan pada umumnya sifatnya sama dengan induknya. Karena fase yuananya hanya berlangsung 2-4 tahun benih dapat ditanam langsung di ladang atau disemaikan dahulu di persemaian.

Penanaman

Setelah 20-30 hari, 85-90% dapat berkecambah dan semai bibit sirsak dapat dipindahkan ke lapangan setelah umur  6-8 bulan. Penamanan sirsak ini di tanam di lokasi lahan bekas tambang batu bara milik PT. Berau Coal, Job Site Sambarata. Penanaman sirsak ditanam secara sisipan pada lahan revegetasi ( Disposal blok A1) yang telah ditanam jenis pionner kehutanan (sengon ,  ketapang, trembesi, johar, dll) dengan jarak tanam  antara 4 m x 4 m dan 5 m x 5.

Benih/biji Sirsak
Bibit Sirsak Siap Tanam


Pemeliharaan Tanaman

Penyiangan, Penyiraman dan Pemupukan
Lahan di sekitar pangkal pohon sirsak sebaiknya terbebas dari gulma atau ditutup oleh mulsa untuk menghindari dehidrasi dari perakarannya yang dangkal pada musim kemarau. Sirsak toleran terhadap keadaan tanah yang kering, tetapi pohonnya akan meluruhkan terlalu banyak daun jika mengalami kekeringan yang berkepanjangan; dalam situasi demikian pohon sirsak akan tertolong oleh pengairan tambahan.

Pemupukan dengan pupuk kandang dan/atau NPK dalam dosis kecil beberapa kali dalam setahun dapat mendorong pertumbuhan dan pembuahan, tetapi tidak diperoleh data kuantitatif mengenai kebutuhan pupuk atau banyaknya pupuk daun yang dianjurkan. Pohon sirsak biasanya dapat mencapai bentuk yang memuaskan, tetapi dalam beberapa kasus diperlukan usaha sedini mungkin membatasi pohon itu hanya berbatang tunggal, yaitu dengan cara memotong cabang-cabang yang akan menyainginya. Tunas air (water sprout), cabang-cabang yang tumpang-tindih dan bergerombol juga harus dibuang. Kurang baiknya penyerbukan kiranya merupakan faktor pembatas utama dalam jumlah hasil, dan untuk menghilangkan kendala ini dianjurkan untuk penyerbukan dengan tangan. Akan tetapi, hal ini jarang dilakukan dan hanya dapat berlangsung jika ada masa pembungaan yang jelas.

Tanaman Sirsak Di Disposal A1 Sambarata


Buah Sirsak


Hama dan Penyakit

Selama vigor pohon dapat dipertahankan, kerusakan yang serius disebabkan oleh penyakit dan hama umumnya terbatas hanya pada buah. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) merupakan penyakit utama pada sirsak di daerah yang lembap. Produksi buah sirsak dapat menyusut sekali karena bunga dan buahnya terserang penyakit sehingga menjadi busuk atau keriput; selanjutnya penyakit ini juga mengganggu buah, daun, batang, dan pematangan buah. Di Hindia Barat ada anjuran agar diadakan seleksi terhadap kemampuan pembentukan buah dalam kondisi lingkungan yang lembap. Jika terjadi musim kemarau barangkali ada kemungkinan untuk mempercepat pembungaan dan pembentukan buah agar terhindar dari periode kelembapan yang tinggi.

Penyakit busuk coklat batang (Corticium sp.) menyerang pohon sirsak dan menyebabkan busuknya cabang dan mungkin membunuh pohonnya juga. Pembersihan yang sebaik-baiknya menjelang akhir musim kemarau, termasuk pembakaran bagian-bagian pohon yang terserang, dapat menolong untuk menahan penyakit pada musim hujan berikutnya. Kutu perisai seringkali menyerang pohon sirsak, dan kutu bubuk dapat bergerombol banyak sekali pada buah sirsak. Jika semut dapat diberantas dengan baik, musuh-musuh alaminya akan mampu menanggulangi hama ini. Buah dapat dibungkus untuk menghindari kerusakan yang disebabkan oleh lalat buah. Annonaepestis bengalella adalah penggerek buah sirsak, dan ngengat ini tersebar dari India sampai ke Jawa dan Filipina. Ulat besar dari kupu-kupu Meganotron rufescens dan Papilio agamemnon sering sekali dijumpai memakan daun sirsak. Kerusakan yang disebatkan oleh ketiga jenis hama ini umumnya belum sampai mengharuskan dilakukannya pemberantasan secara kimiawi.

Panen

Buah sirsak sebaiknya dipanen setelah tua benar tetapi masih keras. Buah ini dianggap tua jika duri-durinya sudah saling berjauhan dan warna kulitnya yang tadinya hijau berkilat telah berubah menjadi hijau kusam atau hijau kekuning-kuningan. Jika dipetik terlalu awal, kualitas buah akan jelek. Sebaliknya jika buah dibiarkan matang di pohon, seringkali buah itu dimakan oleh kelelawar sebelum jatuh ke tanah. Buah sirsak yang normal dan sudah cukup tua / matang mempunyai berat ± 500 gr, warna kulit agak terang, hijau agak kekuningan dan mengkilap. Bentuk buah bagian ujung agak membulat dengan diameter ± 5 cm, diameter bagian tengah ± 7 cm, serta panjang buah ± 17 cm. Kerapatan duri maksimal 2- 3 buah per 4 cm (diukur pada bagian buah yang durinya paling jarang), kekerasan daging buah empuk merata, rasa manis atau manis asam segar dan beraroma khas. 

Di daerah yang iklimnya tidak mengenal musim, buah sirsak dapat dijumpai sepanjang tahun, tetapi biasanya pohon sirsak memiliki 1-3 kali masa panen, dengan puncaknya yang nyata pada masa musim utama. Buah harus dipetik secara selektif; dipotong gagangnya dengan pisau yang tajam atau gunting setek, kemudian disimpan di dalam keranjang bambu yang telah dialasi dengan bahan yang empuk, seperti jerami.

Buah Sirsak Siap Panen
Buah Sirsak Siap Dikonsumsi


Kandungan Gizi Buah Sirsak

Buah sirsak terdiri dari 67,5 persen daging buah, 20 persen kulit buah, 8,5 persen biji buah, dan 4 persen inti buah. Setelah air, kandungan zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6 persen dari kandungan gula total. Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/100 g), sehingga sangat baik untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non volatil, terutama asam malat, asam sitrat, dan asam isositrat. Vitamin yang paling dominan pada buah sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg per 100 gram daging buah. Kebutuhan vitamin C per orang per hari (yaitu 60 mg), telah dapat dipenuhi hanya dengan mengkonsumsi 300 gram daging buah sirsak. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan antioksidan yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (tetap awet muda).
 
Mineral yang cukup dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 dan 14 mg/100 g. Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang, sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis. Selain komponen gizi, buah sirsak juga sangat kaya akan komponen non gizi. Salah satu diantaranya adalah mengandung banyak serat pangan (dietary fiber), yaitu mencapai 3,3 g/ 100 g daging buah. Konsumsi 100 g daging buah dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat pangan sehari. Buah sirsak merupakan buah yang kaya akan senyawa fitokimia, sehingga dapat dipastikan bahwa buah tersebut sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Kandungan Zat Gizi dan serat pangan buah SIRSAK / 100 gram BDD dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Kandungan Zat Gizi dan serat pangan buah SIRSAK / 100 gram BDD
Kandungan
Jumlah
Kandungan
Jumlah
Energi
65,00 kal
Besi
0,60 mg
Protein
1,00 gr
Vitamin A
1,00 RE
Lemak
0,30 gr
Vitamin B1
0,07 mg
Karbohidrat
16,30 gr
Vitamin B2
0,04 mg
Kalsium
14,00 mg
Vitamin C
20,00 mg
Fosfor
27,00 mg
Niacin
0,70 mg
Serat
2,00 gr

Sumber : Biologi Online (Blog Pendidikan Biologi), 2009


Senyawa fitokimia tersebut dipastikan memiliki khasiat bagi kesehatan, walaupun belum semuanya terbukti secara ilmiah. Berbagai manfaat sirsak untuk terapi antara lain pengobatan batu empedu, antisembelit, asam urat, dan meningkatkan selera makan. Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan sembelit (susah buang air besar). Sari buah (jus) sirsak di dalam sistem pencernaan. 
Studi di Purdue University membuktikan bahwa daun graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker: prostat, pankreas, dan paru-paru. Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buahnya ini bisa: 
  1. Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat      badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
  2.  Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
  3. Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.   
  4. Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di antaranya kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas.
  5. Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo yang biasa digunakan.  
  6. Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat.

Resep-resep  pengobatan tradisional dengan sirsak sbb:
1. Pengobatan Kanker
10 lembar daun sirsak yg tua direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, minum 2  kali per hari selama 2 minggu. Daun sirsak ini katanya sifatnya seperti kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel sel yang tumbuh normal.
 

Perebusan Daun Kirsak
Hasil Perebusan Daun Sirsak (teh daun sirsak)
2. Sakit Pinggang
20 lembar daun sirsak, direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal3 gelas, diminum 1 kali sehari 3/4 gelas.
3. Bayi Mencret
Buah-sirsak yang sudah masak. Buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya, diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.
4. Ambeien
Buah sirsak yang sudah masak. Peras untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas, diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
5. Bisul
Daun sirsak yang masih muda secukupnya, tempelkan di tempat yang terkena bisul.
6. Anyang-anyangen
Sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya. Sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas, disaring dan diminum.
7. Sakit Kandung Air Seni
Buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya. Semua bahan tersebut dimasak dibuat kolak. Dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.
8. Penyakit Liver
Puasa makanan lain, hanya minum juice sirsak selama 1 minggu 

9. Eksim dan Rematik
Tumbuk daun sirsak sampai halus dan tempelkan di bagian yang sakit.

Proses Penjuice Sirsak


Juice Sirsak Siap Dikonsumsi








"Kesehatan sangatlah mahal harganya dan merupakan nikmat yang paling besar yang diberikan Tuhan" 

"Tuhan menciptakan dan memberikan penyakit kepada kita tentulah ada penawarnya (obat)"

"Mencegah lebih baik daripada mengobati"












Selamat Menikmati dan jaga kesehatan selalu,,








Naskah dan Dokumentasi: 
Muhidin, Environment PT. Berau Coal
              

Minggu, 19 Juni 2011

Berau Coal Incar Bendera Emas




SAMARINDA - PT. Berau Coal, perusahaan tambang terbesar di Kabupaten Berau berhasil meraih predikat hijau untuk tiga lokasi tambang yang dikelolanya. Masing-masing untuk site Lati, Binungan, dan Sambarata. Penyerahan hasil penilaian pengelolaan lingkungan atas PT. Berau Coal itu di lakukan di Lamin Etam, Samarinda, oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.


Hasil penilaian diterima PT. Berau Coal, masing-masing, oleh Saridi selaku coordinator environment PT. Berau Coal, Aminullah sebagai superintendent environment Site Lati, dan Ryan Isman selaku superintendent environment Site Sambarata. Keberhasilan itu tak lepas dari upaya perusahaan mengelola lingkungan tambang dan sekitar tambang secara maksimal, sesuai ketentuan.
Proper alias penilaian peringkat kinerja perusahaan adalah program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan pelaku usaha. Ini bertujuan mendorong perusahaan terus meningkatkan kinerjanya dalam pengelolaan lingkungan (continuous improvement). Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta yang kemarin berada di Samarinda menegaskan, proper merupakan syarat menentukan Key Performance Indicator Management di banyak perusahaan.

Saridi, coordinator environment PT. Berau Coal mengaku bersyukur tiga lokasi tambang yang dikelola PT. Berau Coal seluruhnya mendapatkan proper hijau. Ini sekaligus keberhasilan perusahaan mempertahankan prestasi pada tahun sebelumnya. Sebab pada penilaian yang diserahkan 2010 lalu, Berau Coal juga berhasil menerima bendera hijau. " Hal ini akan terus memotivasi kami untuk melakukan yang terbaik dalam bidang pengelolaan lingkungan tambang," ujarnya. Selain itu, juga berupaya melakukan kegiatan pengembangan masyarakat (community development) serta tetap menerapkan 3R, yakni reuse, reduce, recycle, dalam mengelola limbah. Ia berharap tahun depan mampu meraih proper emas, sebagai proper terbaik di bidang pengelolaan lingkungan. Tak hanya menambang serta mengendalikan dampak lingkungan, perusahaan ini juga berupaya memberi kontribusi positif terhadap pengembangan aspek kehidupan masyarakat seputar tambang. Ini sesuai dengan target Berau Coal, yakni, Menuju Hijau Berau, Bersama Membangun Masa Depan Kemilau.

PT. Berau Coal yang beroperasi di Kabupaten Berau ini, tercatat sebagai salah satu objek vital nasional dan operator pertambangan nasional di bawah Kementrian ESDM. Perusahaan ini memang taat menyerahkan data progress sebagai data laporan resmi pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan setiap triwulan kepada instansi terkait di lingkungan Kementrian ESDM, termasuk Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), maupun Kementrian Kehutanan. Secara priodik PT. Berau Coal juga mendapatkan pendampingan dan pembinaan serat pengawasan oleh instansi teknis seperti Direktorat Teknik Lingkungan Mineral Batubara dan Panas Bumi ESDM dan KLH.

PT. Berau Coal mulai beroperasi 1995, hingga kini merupakan operasi tambang aktif. Metode penambangan yang digunakan adalah penambangan terbuka dengan sistem backfilling baik secara in pit dump, maupun antar pit. Proses penambangan baru selesai 2025 mendatang. Sebagai perusahaan PKP2B generasi pertama, PT. Berau Coal membuka diri dan melibatkan semua pihak, termasuk stakeholder lokal untuk turut andil dalam desain Rencana Penutupan Tambang pada tiga site yang ada. Ini sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.

Dalam metode penambangan terbuka, di akhir tambang nanti, tidak bisa dipungkiri pasti ada sisa lubang bekas tambang, tetapi bukan semua bekas tambang ditinggalkan begitu saja. "Sisa lubang tambang ini harus memiliki syarat aman secara lingkungan maupun manusia, dan bekas tambang tersebut bisa didayagunakan. " pungkasnya. (eff/adv/ha)

(Artikel diambil dari berita Kaltim Post, edisi 16 Juni 2011)