Progress Tata Kelola Lingkungan Pertambangan
PT. Komunitas Bangun Bersama
Job Site Batuah Mine Project
2014
PT. Komunitas Bangun Bersama
Job Site Batuah Mine Project
2014
Latar Belakang
PT. Komunitas Bangun Bersama merupakan salah satu perusahaan tambang batubara
yang telah memiliki izin IUP Operasi Produksi
berdasarkan SK Bupati No. 540/0713/IUP-OP/MB-PBAT/IV/2010. Pada tahap Produksi
PT. Komunitas Bangun Bersama memiliki luas wilayah Ijin Usaha Pertambangan
Operasi produksi ± 1 903 Ha. PT. Komunitas
Bangun Bersama telah mendapat persetujuan Dokumen AMDAL oleh Komisi Penilai
AMDAL Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan Surat Keputusan Bupati Kutai
Kartanegara Nomor
KAKK/14/Amdal/TB/VII/2013 tanggal 1 Juli 2013.
Secara
administrative Wilayah Ijin Usaha Penambangan (IUP) PT. Komunitas Bangun
Bersama berada di wilayah Desa Batuah dan Desa Tani Bhakti Kecamatan Loa Janan
Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Untuk mencapai Wilayah
Ijin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Komunitas Bangun Bersama
dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat, melalui
jalan raya dari Tenggarong - Loa Janan, kemudian berbelok ke arah selatan
menuju jalan raya Samarinda – Balikpapan.
Wilayah IUP PT. Komunitas Bangun Bersama
berdasarkan dari telaah areal pertambangan oleh departemen kehutanan Nomor :
S.85/BPKH IV-3/2010 perihal : Permohonan Klarifikasi Status Lahan Kuasa Pertambangan, bahwa status lahan IUP KBB
merupakan area penggunaan lain (APL) dan berada diluar daerah Kawasan
Budidaya Non Kehutanan (KBNK).
Bidang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan PT. Komunitas Bangun Bersama
Bidang pengelolaan dan pemantauan lingkungan di area operasional penambangan PT. KBB Site Batuah Mine Project mengacu kepada 6 aspek pilar tata kelola lingkungan, yaitu:
Bidang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan PT. Komunitas Bangun Bersama
Bidang pengelolaan dan pemantauan lingkungan di area operasional penambangan PT. KBB Site Batuah Mine Project mengacu kepada 6 aspek pilar tata kelola lingkungan, yaitu:
1. Aspek Pengelolaan Batuan
Penutup
2. Aspek Pengendalian Erosi dan
Sedimentasi
3. Aspek Pengelolaan Pembibitan
4. Aspek Pengelolaan Area
Reklamasi dan Revegetasi
5. Aspek Penglolaan Sarana Penunjang
6. Aspek Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Aspek Pengelolaan
Batuan Penutup (Overburden)
PT. KBB berupaya untuk
melakukan pencegahan air asam tambang (AAT) dimana upaya tersebut dilakukan
sejak tahapan eksplorasi, dimana sampel dari lubang bor eksplorasi (drilling core) dilakukan pengujian
laboratorium untuk mengetahui karakteristik batuan penutup (overburden) yang akan digunakan sebagai
data dalam pembuatan model geokimia (geochemical
model). Dalam hal perencanaan penambangan yang terintegrasi, model geokimia
menjadi tahapan awal yang penting guna mendapatkan berbagai informasi sebagai
landasan dalam merencanakan tiap tahapan penambangan.
Selain
dari model cadangan batubara, model yang dapat dikembangkan yakni model
persebaran batuan berpotensi membentuk asam (Potentially Acid Forming/PAF) dan yang tidak berpotensi membentuk
asam (Non Acid Forming/NAF). Model
persebaran ini akan bermanfaat untuk mengetahui karakteristik dan volume batuan
penutup. Sehingga dapat dilakukan perencanaan terhadap desain daerah penimbunan
yang ditujukan untuk pencegahan air asam tambang.
Sample NAG (PAF-NAF) |
Pengambilan Sample NAG (PAF-NAF) |
Gambar 1. Susunan Lapisan Batuan Area Pit Bisma, PT. KBB
2.2.2 Aspek Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama kegiatan penambangan dan setelah penambangan. Erosi dapat mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur dan sedimentasi di alur-alur sungai. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah : curah hujan, kemiringan lereng (topografi), jenis tanah, tata guna tanah (perlakuan terhadap tanah) dan tanaman penutup tanah.
Beberapa
cara PT. KBB untuk mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagai berikut:
1. Meminimasikan areal terganggu
- Membuat
batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan,
- Penebangan
pohon sebatas areal yang akan dilakukan penambangan
2.
Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan
dengan
- Pembuatan saluran diversi (pengelak)
3. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah) 4. Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan
Gambar 2. Penanaman Cover Crops di Slope Untuk Pencegahan Erosi
Gambar 3. Settling Pond Pit Bisma, PT. KBB |
2.2.3 Aspek Pengelolaan Pembibitan (Nursery)
Pengadaan bibit merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan rehabilitasi lahan bekas
tambang. Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu mengadakan
sendiri, dimana perusahaan pertambangan memproduksi sendiri bibit di
persemaian. Cara kedua yaitu dengan membeli bibit dari penakar bibit atau
masyarakat sekitar areal pertambangan sebagai bagian dari kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR). Cara
ketiga pengadaan bibit juga dapat dilakukan melalui kombinasi dua cara
tersebut, dimana perusahaan pertambangan memproduksi bibit sendiri dalam jumlah
tertentu, sedangkan kekurangannya dibeli dari penakar atau masyarakat. Ketiga
cara pengadaan bibit tersebut sama-sama baiknya asalkan bibit yang dihasilkan
memenuhi syarat untuk digunakan dalam merehabilitasi lahan bekas tambang.
Gambar 4. Peta Area Nursery PT. KBB |
Jenis bibit yang di kembangkan
area pembibitan PT. Komunitas Bangun Bersama adalah jenis tanaman pioneer
(sengon, trembesi, kayu putih) dan jenis tanaman local kehutanan Kalimantan (ulin,
dan kelompok meranti), serta jenis tanaman buah-buahan (rambutan, durian,
cempedak, lai) dimana sumber bibit berasal dari benih/biji yang dikembangbiakan sendiri oleh tim HSE PT.
KBB melalui proses penyemaian dan penyapihan benih/bibit.
Luas area pembibitan PT. KBB
seluas 0.91 ha, dengan fasilitas sarana penunjang pembibitan berupa bangunan seeding
house, germinator, media preparation, dan sarana penunjang lain berupa bangunan
rumah pompa (pump) untuk kegiatan penyiraman serta toilet.
Gambar 5. Alur Proses Pembibitan PT. Komunitas Bangun Bersama, Tahap Penyapihan Bibit